Bisnis Buah Matoa
ENGENAL TANAMAN MATOA (pometia pinnata) 11 Juli 2012
Posted by Ravi Bainur, S.Pd.I
Seputar Perkebunan Agro Bisnis Matoa.

Matoa (Pometia Pinnata) adalah tanaman khas Papua dan menjadi flora
identitas Provinsi Papua Barat. Matoa termasuk ke dalam famili
Sapindaceae. Pohon matoa dapat tumbuh tinggi dan memiliki kayu yang
cukup keras. Tinggi pohon 50 m, akar papan tingginya mencapai 5 m, daun
majemuk berseling, bersirip genap, tangkai daun panjang ± 1 m, anak daun
4 – 13 pasang bentuknya bundar memanjang dengan tepi yang bergerigi.
Mahkota bunga agak berbulu pada bagian luar, kelopak bunga agak menyatu.
Buahnya berbentuk bulat melonjong seukuran telur puyuh atau buah pinang
(keluarga Palem) dengan panjang 1,5-5 cm dan berdiameter 1-3 cm, kulit
licin berwarna coklat kemerahan bila masak (kalau masih muda berwarna
kuning kehijauan, ada juga yang menyebut hijau-kekuningan). Kulit ari
putih bening melekat pada biji, manis dan harum.
Rasa buahnya “ramai”, dan susah didefinisikan. Coba saja tanya kepada
yang pernah memakannya, maka ada yang bilang rasanya masin, seperti
antara rasa buah leci dan buah rambutan. Ada juga yang merasakannya
sangat manis seperti buah kelengkeng. Ada yang bilang manis legit. Ada
lagi yang merasakan aromanya seperti antara buah kelengkeng dan durian.
Pendeknya, buah matoa berasa enak, kata mereka yang suka.
Tanaman ini mudah diperbanyak/ dikembangbiakkan melalui biji, dan cara
lain seperti cangkok serta okulasi. Matoa tumbuh di daerah yang sejuk
atau dengan kata lain lebih mudah tumbuh di pada ketinggian 900 – 1700 m
dpl, topografi datar atau miring, meskipun dapat pula tumbuh di dataran
rendah, dengan waktu berbunga bulan Juli – Agustus dan berbuah pada
bulan November – Februari.
Selama ini orang mengenal buah matoa berasal dari Papua, padahal
sebenarnya pohon matoa tumbuh juga di Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan
Jawa pada ketinggian hingga sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut.
Selain di Indonesia pohon matoa juga tumbuh di Malaysia, tentunya juga
di Papua New Guinea (belahan timurnya Papua), serta di daerah tropis
Australia.
Di Papua sendiri pohon matoa sebenarnya tumbuh secara liar di
hutan-hutan. Ini adalah sejenis tumbuhan rambutan, atau dalam ilmu
biologi disebut berasal dari keluarga rambutan-rambutanan (Sapindaceae).
Sedangkan jenisnya dalam bahasa latin disebut pometia pinnata.
Di Papua New Guinea, buah matoa dikenal dengan sebutan taun. Sedangkan
di daerah-daerah lainnya, sebutannya juga bermacam-macam, antara lain:
ganggo, jagir, jampania, kasai, kase, kungkil, lamusi, lanteneng,
lengsar, mutoa, pakam, sapen, tawan, tawang dan wusel. Artinya, buah ini
sebenarnya juga dijumpai di daerah-daerah lain di Indonesia. Oleh
karena itu, meskipun orang lebih mengenai buah matoa ini berasal dari
Papua, namun jangan heran kalau di sebuah shopping center di Yogya Anda
akan menjumpai buah matoa dari Temanggung.
Dari pohon matoa, selain diambil buahnya, batang kayunya juga sangat
bermanfaat dan bernilai ekonomis. Tinggi pohonnya dapat mencapai 40-50
meter dengan ukuran diameter batangnya dapat mencapai 1 meter hingga 1.8
meter. Batang kayu pohon matoa termasuk keras tetapi mudah dikerjakan.
Banyak dimanfaatkan sebagai papan, bahan lantai, bahan bangunan, perabot
rumah tangga, dsb. yang ternyata tampilan kayunya juga cukup indah.
Maka, dapat dimaklumi kalau umumnya masyarakat Papua akan dengan bangga
menyebut buah matoa sebagai buah khasnya propinsi Papua. Pohon ini
berbunga sepanjang tahun, maka pohon matoa pun dapat dikatakan berbuah
hampir sepanjang waktu. Oleh karena itu, buah matoa relatif mudah
dijumpai di pasar-pasar tradisional di Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar