Jumat, 10 Agustus 2012

Matoa Memiliki Nilai Ekonomis Tinggi

Matoa Papua Memiliki Nilai Ekonomis Tinggi

Matoa termasuk tanaman langka. Pohonnya rindang dengan akar yang kuat dan buahnya berasa manis. Ada yang menyebut rasa manisnya seperti kelengkeng campur durian, ada pula yang menyebut seperti rambutan. Matoa asli Papua ternyata mempunyai keistimewaan. Buah ini tumbuh di hampir seluruh wilayah papua khususnya dataran rendah, terutama dihutan belantara dan hanya sebagian kecil saja yang sengaja ditanam dihalaman rumah sebagai perindang halaman.

Buah matoa belum dibudidayakan oleh masyarakat papua, hal ini barangkali karena buah ini tumbuh banyak di hutan-hutan dan masyarakat merasa tidak perlu menanam karena toh tidak menanampun bisa memanennya, yaitu dengan mencaari dihutan belantara tersebut. Namun demikian dengan maraknya penebangan hutan yang terjadi di daerah papua untuk mengambil kayu yang kemudian dijadikan sebagai kayu lapis maupun bahan bangunan lain serta perluasan areal pertanian, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat akan terjadi  lost generation pada buah matoa ini.

Kayu yang dihasilkan oleh pohon matoa cukup berkualitas, dan sangat umum digunakan sebagai bahan bangunan oleh masyarakat papua dan industri kayu lapis yang kemudian di eksport ke luar negeri. Ratusan ribu kubik setiap tahun dihasilkan dari pohon  matoa ini, sementara barangkali tidak diimbangi dengan penanaman kembali pada daerah yang dilakukan penebangan (belum ada data yang valid). Bisa saudara bayangkan sendiri kira-kira dalam waktu yang tidak lama lagi kita akan kehilangan suatu komoditas yang sebenarnya memiliki nilai ekonomis tinggi.

Tahun 2006 Menteri Pertanian telah melepas Matoa Papua sebagai varietas unggul yaitu yang berasal dari Desa Sere, Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Matoa varietas Papua mempunyai keunggulan daging buah tebal dan mudah lepas dari biji, rasa buahnya yang manis seperti campuran antara rasa kelapa muda, durian, klengkeng, rambutan, kulit buah relatih tebal dan keras, dan beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian 0-500 m dpl. Sedangkan rata-rata hasil 200-500 kg/pohon/tahun.

Dan Sekarang insyallah Akan di kembang kan di Kabupaten Sambas Oleh Bapak Ravi Bainur  ( saya ) kebetulan   kemaren tidak sengaja makan buah matoa ini ternyata rasa nya luar biasa enak dan kayyaknya kalau di kembang kan di Kabupaten Sambas bisa memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan bisa merogoh kocek konsumen nanti nya.... kebetulan juga bibit nya mudah didapat dari temen saya yang baru mencoba sengaja menanam buah matoa... jadi ngapain ragu - ragu saya langsung ambil keputusan untuk menanam / berkebun Matoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar