Jumat, 10 Agustus 2012

Potensi Ekonomis Masyarakat dan Menjanjikan, Urang sambas mau maju jadilah pengusaha...hehe

tinggal pilih
tinggal pilih
Raja Buah
Raja Buah
Bagaimana dengan isi dalamnya? Setelah membeli , langsung saya bawa ke rumah untuk saya coba. Semerbak bau khas durian langsung memenuhi ruangan membuat saya tidak sabar untuk segera membelahnya.Ternyata, daging buahnya berwarna keputihan, persis warna susu kedelai yang biasa saya minum. Rasanya, manis walau ada beberapa daging buah yang terasa agak tawar. Serat buahnya tidak terlalu banyak meskipun juga tidak terlalu menempel dengan bijinya.
daging buah durian
daging buah durian
Saya sendiri kurang tahu persis jenis durian ini. Persoalannya, banyak durian yang dijual adalah durian hutan. Durian tidak dibudidayakan secara khusus, karena tumbuh di hutan-hutan papua. Selebihnya, durian juga diperoleh dari Satuan Pemukiman, daerah transmigrasi di Kabupaten Manokwari. Bisa jadi, durian-durian yang sekarang di jual merupakan bibit-bibit durian yang di bawa dari Jawa.
Puas dengan durian, bagaimana jika anda mencoba Matoa. Buah dengan nama latin Pometia Pinnata ini konon merupakan buah asli Papua (di Papua Nugini, buah matoa dinamai Taun). Beberapa jenis matoa memiliki bentuk seperti telur ayam kampung dengan warna hijau kekuningan. Untuk jenis ini , kulit buahnya seperti membuka kulit telur yang sudah direbus. Jenis ini juga yang sering kita jumpai di Supermarket kota besar karena daging buahnya tebal dan rasanya legit. Bagi anda yang sudah memakannya, mungkin deskripsi rasa matoa yang unik, perpaduan antara lengkeng dan durian membuat anda ingin mencobanya lagi.
Matoa berkulit tebal
Matoa berkulit tebal
Saat membeli Matoa berjenis kulit tebal, saya baru tahu kalau ada matoa yang bentuknya kecil seperti buah pinang atau telur puyu dengan kulit yang lebih tipis. Warnanya merah kehitaman dan rasanya lebih asam dibandingkan jenis sebelumnya. Jika sebelumnya gabungan rasa lengkeng dan durian, untuk yang jenis ini seperti rasa rambutan dan durian.
jenis-jenis matoa
jenis-jenis matoa
matoa yang lezat
matoa yang lezat
Harganya perkilo saya beli Rp30.000,00 dan saya tempatkan di lemari pendingin karena rasanya lebih segar di tenggorokan. Jika dimakan dalam keadaan segar, setelah dibuka, daging buah mengeluarkan getah yang agak lengket. Di Papua, selain buahnya dikonsumsi, pohon Matoa juga digunakan sebagai bahan bangunan. Kayu matoa dikenal keras dan biasa digunakan untuk tiang pancang pembangunan rumah.
Menikmati Manokwari tentu menikmati buah-buahan hasil alamnya. Tak heran, Manokwari sejak dulu dikenal sebagai kota buah karena hampir sepanjang tahun, penjual buah berseliweran di kota ini.
Saat serangan buah impor mulai menggeliat dan menerobos pasar supermarket dan pasar lokal kita, harapan patut kita sandarkan bahwa semakin banyak yang mengerti bahwa kesadaran mengkonsumsi buah-buahan asli bangsa sendiri akan membantu pedagang lokal yang memang berjuang dan bertahan hidup dari hasil kebunnya. Dengan strategi dan juga keterlibatan pemerintah, maka petani-petani bisa menanam buah asli Indonesia dan dapat menjadi pionir untuk buah khas Indonesia di dunia. Saya ingat ucapan Udin, penjual buah asal Tual , provinsi Maluku yang menjajakan Matoa di Pasar Sanggeng. “Semua orang asing mencari buah ini Pak, kalau mereka berjalan-jalan. Mereka suka karena rasanya dan juga dapat membuat mereka ingat tentang Papua”. Ah, memang matoa telah mencuri hati banyak orang.
***
Kami hanya Mengenalkan,,,, Semoga Buah ini ( Matoa ) menjadi potensi bisnis yang menjanjikan dan luar biasa amien. hehe I love Indonesia  ( I love Enterplenuer ) hehe Saya ogah deh jadi Pegawai mending jadi Pengusaha aja...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar